Swasembada Beras Jadi Misi Kabinet Merah Putih, Penyaluran Tunggu Instruksi Presiden
Solusi Berita
KARAWANG | Kabinet Merah Putih tengah merumuskan langkah strategis guna mewujudkan swasembada beras secara berkelanjutan. Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa Indonesia kini memiliki cadangan beras mencapai 3,5 juta ton—angka tertinggi dalam lebih dari dua dekade terakhir. Namun, penyaluran beras yang tersimpan di gudang Bulog ini masih menunggu instruksi langsung dari Presiden Prabowo Subianto.
Amran menyampaikan bahwa pemerintah mempertimbangkan dua skema utama dalam menyalurkan stok tersebut, yakni melalui program bantuan sosial (bansos) atau ekspor ke negara-negara yang memerlukan. “Kami menunggu arahan Presiden. Dua kemungkinan penyaluran adalah bansos atau ekspor,” ujar Amran dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Pertanian, Senin (5/5/2025).
Prabowo sebelumnya telah memberikan sinyal positif terkait kemungkinan ekspor, namun menekankan bahwa langkah itu harus berlandaskan nilai kemanusiaan, bukan semata-mata mencari keuntungan ekonomi. Ia menyatakan bahwa Indonesia kini harus mampu menjadi negara pemberi bantuan, bukan sekadar penerima.
“Kalau perlu, ekspor ini dilakukan atas dasar kemanusiaan, bukan untuk cari untung besar. Yang penting biaya produksi dan distribusi kembali. Kita harus tunjukkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang bisa membantu bangsa lain,” kata Prabowo saat peluncuran Gerakan Indonesia Menanam (Gerina) di Banyuasin, Sumatera Selatan, 23 April 2025.
Beberapa negara, termasuk Malaysia, dikabarkan telah menyampaikan minat untuk mengimpor beras dari Indonesia. Hal ini membuka peluang bagi Indonesia untuk memperkuat posisi sebagai negara surplus beras dan pemain baru dalam diplomasi pangan.
Namun, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, mengingatkan bahwa ekspor hanya boleh dilakukan bila cadangan nasional mencukupi. Ia menekankan pentingnya menyerap hasil panen petani terlebih dahulu agar tidak terjadi tekanan harga di pasar.
“Kalau sekarang disalurkan (beras dari Bulog), harga gabah bisa turun karena produksi sedang tinggi. Ini saatnya kita fokus menyerap hasil petani,” ujar Arief, Selasa (29/4/2025).
Ia juga menambahkan bahwa pemerintah menargetkan penyerapan beras sebanyak 3 juta ton untuk menjaga ketersediaan cadangan hingga akhir tahun. Penyaluran beras sementara ditunda untuk memastikan harga gabah tetap stabil di tingkat petani.
Presiden Prabowo, dalam pidato pelantikannya pada 20 Oktober 2024, menegaskan bahwa Indonesia harus segera mencapai swasembada pangan, termasuk beras. Ia menilai ketahanan pangan nasional menjadi semakin krusial di tengah ketidakpastian situasi geopolitik global. “Kita harus mandiri secara pangan dan tidak terus bergantung pada negara lain,” ujarnya. (D/S)