Proyek Drainase Rp 2 Miliar di Jalan Niaga Karawang Dikritik, Dinilai Asal Jadi dan Rawan Pemborosan
Solusi Berita
KARAWANG | Pembangunan saluran drainase di Jalan Arif Rahman Hakim Karawang — dikenal sebagai Jalan Niaga — yang menelan anggaran hampir Rp 2 miliar, mendapat sorotan tajam dari masyarakat.
Proyek yang dikerjakan oleh Dinas Sumber Daya Air (SDA) PUPR Kabupaten Karawang ini dianggap dikerjakan tanpa standar profesional dan berpotensi merugikan keuangan daerah.
Direktur Karawang Budgeting Control (KBC), Ricky Mulyana, menilai pekerjaan tersebut rawan penyimpangan karena tidak memenuhi prinsip efisiensi. “Kalau ukuran dan spesifikasi drainase lama sama dengan yang baru, kenapa tidak cukup dibersihkan sedimennya saja? Pembongkaran total ini patut dipertanyakan urgensinya,” ujarnya, Senin (14/7/2025).
Ricky juga menyoroti kontraktor pelaksana, PT Putra Rumagora Mandiri asal Jakarta Timur, yang diduga hanya meminjam bendera perusahaan untuk bisa mengikuti lelang di Karawang.
“Ini masalah klasik. Ketika kontraktor dari luar daerah menang tender, pekerjaan sering dilempar ke pihak lain dan hasilnya asal-asalan. Tidak semua memang, tapi sering terjadi seperti itu,” katanya.
Fakta di lapangan memperkuat kecurigaan tersebut. Galian terbuka yang dibiarkan tanpa pengamanan menyebabkan kemacetan, tanah lumpur berserakan, serta sisa material U-Ditch yang ditumpuk di bahu jalan mengancam keselamatan pengguna jalan.
KBC juga menilai lemahnya pengawasan dari Pemkab Karawang, khususnya Dinas SDA yang dipimpin oleh pejabat bergelar pendidikan tinggi di bidang sumber daya air dari luar negeri, tetapi tidak mampu memastikan mutu pekerjaan di lapangan.
“Lucunya, meski dipimpin oleh orang berpendidikan, banyak proyek SDA justru bermasalah, bahkan ada yang rusak sebelum waktunya. Ini menandakan pengawasan di lapangan sangat lemah,” tambah Ricky.
Ia meminta aparat penegak hukum, khususnya Kejaksaan Negeri Karawang, segera turun tangan menyelidiki dugaan permainan kontraktor dan potensi kerugian anggaran.
“Kejari Karawang jangan tinggal diam. Kalau terus dibiarkan, bisa dibayangkan berapa banyak kebocoran APBD yang terjadi,” tegasnya.
Ricky memastikan KBC akan terus memantau proyek-proyek strategis di Karawang agar penggunaan anggaran publik tetap transparan, efektif, dan bertanggung jawab. (D/S)