Pertumbuhan Ekonomi Diproyeksi Melambat, OJK Soroti Daya Saing Nasional
Solusi Berita
KARAWANG | Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan. Hal ini merujuk pada proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional pada 2026 yang diperkirakan hanya mencapai sekitar 4,7%, berdasarkan data Bank Dunia dan OECD yang dirilis pada Juni lalu.
“Tantangan yang dihadapi perekonomian Indonesia cukup berat, apalagi perkiraan pertumbuhan ekonomi dari Bank Dunia, OECD, dan Kementerian Keuangan berada di rentang 4,7% hingga 5,8%. Ini mencerminkan adanya perlambatan aktivitas ekonomi,” ujar Mahendra saat Rapat Kerja bersama Komisi XI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/7/2025).
Ia menjelaskan bahwa hingga Juni 2025, sektor industri domestik masih tertekan dari sisi suplai. Sementara itu, permintaan juga melemah karena jumlah masyarakat kelas menengah menurun dan lapangan kerja formal berkurang.
Meski demikian, Mahendra mencatat kinerja eksternal Indonesia tetap tumbuh positif, tercermin dari surplus neraca perdagangan. Namun, ia menegaskan bahwa daya saing nasional masih mengalami penurunan.
“Menjaga daya saing Indonesia tetap menjadi hal yang sangat penting,” tambahnya.
Lebih lanjut, Mahendra menjelaskan bahwa sektor jasa keuangan memiliki potensi besar untuk mendukung perekonomian nasional. Hingga akhir Desember 2024, total aset sektor jasa keuangan tercatat mencapai Rp 14.550 triliun, sementara kapitalisasi pasar modal sebesar Rp 12.097 triliun.
“Ini menjadi bukti bahwa sektor jasa keuangan memiliki fondasi struktural yang kuat untuk menjaga ketahanan ekonomi, terutama dalam menghadapi tekanan global,” tutup Mahendra. (D/S)