Dugaan Manipulasi Data Pasukan Oranye di DLH Karawang
Solusi Berita
KARAWANG | Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Karawang diduga melakukan manipulasi jumlah tenaga kebersihan atau yang dikenal sebagai pasukan oranye.
Dalam Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SIRUP) 2025, tercatat sebanyak 31.025 petugas kebersihan dengan honor harian yang harus dibayarkan. Namun, fakta di lapangan menunjukkan jumlah petugas kebersihan aktif tidak lebih dari 400 orang.
Dugaan ini diungkap tokoh masyarakat Karawang, Yusuf Nurwenda alias Lurah Uus, pada Rabu (27/8/2025). Ia menilai data DLH tidak masuk akal dan mengindikasikan adanya mark-up anggaran.
“Kalau benar ada puluhan ribu pasukan kuning, Karawang pasti bersih dari sampah. Faktanya, tumpukan sampah masih terlihat di banyak titik,” ujarnya.
Berdasarkan data SIRUP, rincian tenaga kebersihan yang tercatat di antaranya:
- TPAS Jalupang: 1.095 mandor/hari
- UPTD III Cikampek: 1.460 mandor + 1.825 tukang sapu/hari
- UPTD II Rengasdengklok: 730 mandor + 3.650 tukang sapu/hari
- UPTD I Karawang Barat: 730 mandor + 20.805 tukang sapu/hari
- UPTD IV Telagasari: 730 mandor/hari
Ironisnya, data serupa juga muncul pada SIRUP 2024 dengan jumlah 29.718 orang. Namun di lapangan, petugas kebersihan yang benar-benar terlihat hanya beberapa ratus orang dan terkonsentrasi di titik tertentu. “Bahkan sampah masih menumpuk di jalan-jalan protokol, termasuk di belakang rumah dinas bupati. Jadi wajar kalau publik menduga ada data fiktif,” tambah Uus.
Sementara itu, Plt Sekretaris DLH Karawang, Agus Mutaqqim, mengakui jumlah tenaga kebersihan aktif hanya sekitar 400 orang, termasuk sopir, penyapu, pemuat, hingga penjaga kantor.
Soal data puluhan ribu tenaga kebersihan di SIRUP, Agus mengaku tidak mengetahui detailnya. “Yang jelas, honor dihitung per hari, tapi pencairannya dilakukan tiap bulan,” ujarnya. (D/S)