Distribusi SPHP Baru Capai 20%, Bapanas Akui Realisasi Masih Rendah
Solusi Berita
KARAWANG | Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan sejumlah langkah strategis untuk menjaga kualitas beras nasional sekaligus memperbaiki sistem distribusi pangan.
Menurut Amran, upaya peningkatan kualitas sudah dilakukan sejak tahap penyerapan gabah oleh Perum Bulog. “Kita perbaiki mulai dari serapan, bahan bakunya, penyimpanannya, hingga distribusinya,” ujarnya di Kantor Perum Bulog, Jakarta Selatan, Selasa (2/9/2025).
Ia menambahkan, perbaikan distribusi dilakukan dari hulu ke hilir. Distribusi pupuk dan benih dinilai sudah berjalan baik, sementara sistem irigasi tengah dibenahi dan ditargetkan rampung pada tahun depan. Selain itu, pemanfaatan alat dan mesin pertanian (alsintan) serta optimalisasi lahan dinilai sudah memadai, mendukung pencetakan sawah baru, dan memperkuat ekosistem pangan nasional.
“Pekerjaan terakhir adalah membangun ekosistem pangan yang sehat. Kalau hilir sudah selesai, ekosistem pangan nasional akan terbentuk, dari hulu hingga hilir kita benahi,” tambahnya.
Sementara itu, kualitas beras menjadi perhatian setelah Ombudsman RI menemukan sekitar 300.000 ton beras di gudang Bulog berpotensi turun mutu hingga tidak layak konsumsi (disposal). Anggota Ombudsman RI, Yeka Hendra Fatika, memperkirakan kondisi ini dapat menimbulkan kerugian mencapai Rp4 triliun. Ia menilai stok tersebut tidak hanya berasal dari beras impor, tetapi juga gabah kualitas rendah yang diserap Bulog.
Di sisi lain, Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat realisasi distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) baru mencapai 303.187 ton sepanjang 1 Januari–1 September 2025. Jumlah itu baru setara 20,21% dari target penyaluran 1,5 juta ton pada tahun ini. (D/S)