Bulog Salurkan 38 Ribu Ton Beras SPHP, Harga Pasar Belum Terkendali
Solusi Berita
KARAWANG | Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menyoroti naiknya harga beras di pasaran meskipun Perum Bulog tengah menyalurkan beras melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
Sekretaris Jenderal Kemendagri, Tomsi Tohir, menyampaikan bahwa sejak program SPHP berjalan pada 2022, pemerintah sudah cukup berpengalaman. Namun, baru tahun ini operasi pasar tidak berhasil menekan harga beras.
“Sejak 2022 sampai 2025, kita sudah berpengalaman menyalurkan beras SPHP. Biasanya dua minggu harga langsung turun. Tapi tahun ini, sudah sebulan jalan, harga malah naik,” kata Tomsi dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi 2025 yang disiarkan lewat YouTube Kemendagri, Selasa (19/8/2025).
Program SPHP sendiri direncanakan berlangsung Juli–Desember 2025 dengan target distribusi 1,3 juta ton beras. Menurut Tomsi, idealnya Bulog menyalurkan sekitar 216.000 ton per bulan atau 7.100 ton per hari. Namun, data Bulog mencatat realisasi penyaluran hingga saat ini baru 38.811 ton atau sekitar 2,94 persen dari target.
Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Rini Andrida, menjelaskan bahwa distribusi SPHP masih berfluktuasi. “Pernah mencapai 5.100 ton dalam satu hari, rata-rata saat ini 1.000 ton lebih. Total selama sebulan sudah 38 ribu ton,” jelasnya.
Berdasarkan data, mayoritas penyaluran beras SPHP dilakukan melalui pedagang di pasar tradisional sebesar 13.528 ton (34,86%). Sementara itu, distribusi lewat instansi pemerintah dan program Gerakan Pangan Murah (GPM) tercatat 13.115 ton, dan melalui pemda/GPM sebanyak 4.114 ton.
Selain itu, Bulog juga menggandeng berbagai pihak untuk memperluas distribusi, termasuk TNI-Polri, pemerintah daerah, koperasi desa/kelurahan Merah Putih (KopDes/Kel), serta BUMN pangan lainnya. Penyaluran ke KopDes/Kel Merah Putih tercatat 208.870 kilogram, sedangkan ke ritel modern seperti Alfamart, Indomaret, Hypermart, Tip Top, Lion Superindo, hingga Maxi mencapai 146.000 kilogram.
“Sekarang retail modern juga sudah bergerak. Hampir seluruh kantor wilayah Bulog sudah bekerja sama dengan jaringan ritel untuk mempercepat distribusi,” ujar Rini. (D/S)