Bansos Beras Dihentikan Sementara, Pemerintah Alihkan Rp16,6 Triliun untuk Bulog
Solusi Berita
KARAWANG | Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengumumkan bahwa program bantuan sosial (bansos) berupa beras 10 kg untuk 16 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) pada Januari-Februari sementara dihentikan.
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menjelaskan bahwa anggaran bansos dialihkan untuk memperkuat penyerapan beras dalam negeri. Dana sebesar Rp 16,6 triliun telah disalurkan ke Bulog untuk tujuan tersebut.
Sebelumnya, pemerintah berencana memperpanjang program bansos dari 2 bulan menjadi 6 bulan pada tahun 2025. Namun, Arief menegaskan bahwa untuk sementara, fokus utama adalah penyerapan beras petani oleh Bulog. Selain bansos, anggaran untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) juga mengalami pemangkasan, meski tidak dijelaskan secara rinci.
“Saat ini bantuan pangan ditiadakan untuk Januari-Februari. Dana sebesar Rp 16,6 triliun difokuskan pada penyerapan beras dalam negeri dan program SPHP,” kata Arief di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa (4/2).
Keputusan ini merupakan arahan langsung dari Presiden yang telah mendapat persetujuan dari Menko Bidang Pangan, Menteri Pertanian, dan Menteri Perdagangan. Tujuannya adalah memberikan modal bagi Bulog untuk menyerap hasil panen petani dalam jumlah besar.
Arief menambahkan bahwa produksi beras nasional pada awal tahun diprediksi meningkat. Dari Januari hingga Maret 2025, diperkirakan produksi mencapai 8,67 juta ton. Oleh karena itu, penyerapan yang optimal diharapkan dapat menjaga stabilitas harga dan menghindari kerugian bagi petani.
“Biasanya harga beras cenderung tinggi di bulan Januari. Jika penyerapan dilakukan dengan baik, inflasi bisa tetap terkendali, dan petani tidak mengalami penurunan harga yang merugikan,” tutupnya. (D/S)