Mentan Andi Amran Tegaskan Perang Lawan Mafia Pangan dan Pupuk Bermasalah
Solusi Berita
KARAWANG | Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan komitmennya memberantas praktik mafia pangan yang merugikan petani sekaligus masyarakat luas. Pernyataan ini disampaikan saat menghadiri Dies Natalis ke-85 Fakultas Pertanian IPB, Sabtu (6/9/2025).
Amran menekankan mafia pangan tidak boleh dibiarkan menguasai ekosistem agribisnis, terutama sektor beras. Dari hasil investigasi, ditemukan 212 dari 268 merek beras premium tidak sesuai standar dan kasus tersebut telah dilaporkan kepada aparat penegak hukum.
“Kami tidak akan tinggal diam. Mafia pangan merugikan petani, menekan konsumen, dan menciptakan ketidakadilan. Negara tidak boleh kalah,” tegasnya.
Selain perberasan, Amran juga menyoroti persoalan pupuk, mulai dari peredaran pupuk palsu hingga tata kelola pupuk bersubsidi. Ia mencontohkan kasus pupuk tanpa unsur hara yang menyebabkan petani gagal panen dengan total kerugian mencapai Rp3,2 triliun. “Bayangkan, petani bermodal pinjaman KUR harus menanggung kerugian besar karena pupuk tidak berkualitas. Ini sangat menyakitkan,” ujarnya.
Ia menekankan, kompleksitas persoalan pangan tidak bisa ditangani pemerintah sendiri. Diperlukan kerja sama lintas sektor untuk menuntaskan masalah mafia pangan, pupuk, hingga tata kelola agribisnis nasional.
“Kalau kita bersatu, saya yakin persoalan mafia pangan dan isu pertanian lainnya bisa diselesaikan. Ini perjuangan kita bersama,” pungkas Amran. (D/S)