Rekrutmen RSUD Rengasdengklok Tuai Polemik, DPRD Soroti Kejanggalan Seleksi
Solusi Berita
KARAWANG | Proses rekrutmen tenaga kerja di RSUD Rengasdengklok yang semestinya menjadi peluang besar bagi pencari kerja lokal justru menuai polemik. Seleksi yang digelar dinilai sarat kejanggalan dan minim transparansi.
Anggota DPRD Karawang dari Fraksi Gerindra, Iqbal Jamalullail, mengungkapkan pihaknya menerima banyak keluhan dari masyarakat. Ia menilai mekanisme seleksi tidak adil serta mengabaikan potensi sumber daya lokal.
“Karawang memiliki Universitas Negeri Singaperbangsa (Unsika). Mengapa justru menggandeng Universitas Padjadjaran di Bandung? Apakah Unsika kurang mumpuni untuk menyaring putra-putri Karawang sendiri?” ujar Iqbal, Minggu (7/9/2025).
Selain itu, ia menyoroti waktu pendaftaran yang sangat singkat, hanya empat hari pada 1–4 September 2025. “Bagaimana mungkin mencari SDM terbaik untuk rumah sakit sebesar ini dengan waktu sesingkat itu? Ini jelas tidak masuk akal,” tegasnya.
Kejanggalan lain juga ditemukan, seperti pelamar dengan berkas tidak lengkap tetap lolos, sementara yang persyaratannya lengkap justru gagal. Bahkan ada nama ganda dalam daftar penerimaan serta ketidaksesuaian disiplin ilmu dengan posisi yang dibutuhkan.
“Semua ini menunjukkan seleksi digelar terburu-buru, seakan dipaksakan menjelang peresmian RSUD Rengasdengklok pada 14 September. Ini bukan sekadar kelalaian, melainkan indikasi kurangnya transparansi,” tambahnya.
Iqbal memastikan Komisi 4 DPRD Karawang akan memanggil Dinas Kesehatan dan pihak terkait untuk dimintai pertanggungjawaban. “Kami tidak akan tinggal diam. RSUD Rengasdengklok dibangun dengan uang rakyat, maka harus kembali untuk kepentingan rakyat, bukan segelintir pihak,” tandasnya.
Sebagai informasi, RSUD Rengasdengklok merupakan proyek layanan kesehatan yang dibangun dengan dana APBD dan digadang-gadang menjadi kebanggaan masyarakat Karawang. Rumah sakit ini dijadwalkan beroperasi resmi pada 14 September 2025. (D/S)