Stok Beras Nasional Capai 3,7 Juta Ton, Pemerintah Optimistis Jaga Kualitas dan Ketahanan Pangan
Solusi Berita
KARAWANG | Wakil Menteri Pertanian sekaligus Ketua Dewan Pengawas Perum Bulog, Sudaryono, memastikan bahwa kualitas Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikelola Perum Bulog tetap dalam kondisi baik. Saat ini, stok beras nasional mencapai 3,7 juta ton.
Dalam kunjungan kerjanya ke Sentra Penggilingan Padi milik Bulog di Karawang, Jawa Barat, Kamis (15/5), Sudaryono—yang akrab disapa Mas Dar—menyampaikan keyakinannya bahwa Bulog memiliki kapasitas dan teknologi yang mumpuni untuk menjaga kualitas beras.
“Bulog sudah berpengalaman lebih dari lima dekade dalam mengelola beras. Proses penyimpanan dilakukan secara profesional, termasuk melalui fumigasi dan perawatan berkala agar kualitas tetap terjaga. Jadi, masyarakat tidak perlu khawatir,” ungkapnya.
Ia menambahkan, sistem pengelolaan stok beras saat ini jauh lebih canggih dibandingkan era sebelumnya. Sebagai perbandingan, pada tahun 1984, pemerintah mampu menyimpan hingga 3 juta ton beras meski dengan keterbatasan teknologi kala itu.
“Kalau zaman dulu saja bisa menyimpan jutaan ton dengan teknologi yang terbatas, apalagi sekarang. Akses terhadap informasi dan teknologi sudah jauh lebih maju, jadi tidak perlu khawatir,” ujarnya.
Sudaryono juga menjelaskan bahwa potensi beras rusak dari total stok sangat kecil dan masih dalam batas wajar. Beras yang mengalami kerusakan tidak disalurkan ke masyarakat, melainkan dikelola sesuai prosedur, termasuk bisa dialihkan menjadi bahan pakan ternak.
“Misalnya dari 3,7 juta ton ada yang rusak 10 atau 50 ton, secara persentase itu sangat kecil. Bukan berarti kita menyepelekan, tapi kami punya mekanisme yang jelas untuk menanganinya,” tegasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Mas Dar juga menegaskan komitmen pemerintah dalam menjaga harga gabah di tingkat petani melalui pembelian langsung oleh Bulog. Kebijakan ini merupakan bagian dari arahan Presiden Prabowo Subianto untuk memperkuat peran negara dalam menjamin kestabilan harga dan kesejahteraan petani.
Ia memaparkan bahwa produksi beras nasional pada kuartal pertama tahun 2025 meningkat signifikan sebesar 51,45 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan ini merupakan hasil dari sejumlah kebijakan strategis Kementerian Pertanian.
Beberapa langkah strategis yang diambil meliputi peningkatan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah menjadi Rp6.500 per kilogram, penambahan alokasi pupuk subsidi, modernisasi alat mesin pertanian, serta penguatan irigasi melalui program pompanisasi.
“Total stok Bulog kini mencapai 3,7 juta ton, dan hingga pertengahan Mei 2025, realisasi serapan sudah lebih dari 2,1 juta ton—angka tertinggi dalam sejarah. Ini adalah hasil kolaborasi berbagai pihak. Kita harus terus bersinergi demi mewujudkan kedaulatan pangan Indonesia,” tutup Sudaryono. (D/S)