Inflasi Maret 2025 Capai 1,65 Persen, BPS Soroti Kenaikan Harga Komoditas Pangan
Solusi Berita
KARAWANG | Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa tingkat inflasi secara bulanan (month-to-month/mtm) pada Maret 2025 mencapai 1,65 persen. Sementara itu, inflasi tahun kalender (year-to-date/ytd) hingga Maret tercatat 0,39 persen.
Untuk inflasi tahunan komponen inti, BPS mencatat sebesar 2,48 persen, dengan inflasi bulanan 0,24 persen dan inflasi kalender tahunan 0,79 persen.
Menurut BPS, sejumlah komoditas pangan menjadi penyumbang utama inflasi pada Maret 2025. Di antaranya adalah beras, cabai rawit, daging sapi, ayam ras, telur ayam, bawang merah dan putih, ikan segar, jagung manis, kelapa, santan siap pakai, kentang, serta tarif listrik, transportasi antarkota, dan emas perhiasan.
Sebaliknya, beberapa komoditas justru mendorong deflasi, seperti tomat, cabai merah, kangkung, dan tarif penerbangan.
BPS menjelaskan bahwa inflasi tahunan terutama dipicu oleh peningkatan harga pada sebagian besar kelompok pengeluaran, yaitu:
- Makanan, minuman, dan tembakau: naik 2,07%
- Pakaian dan alas kaki: naik 1,41%
- Perlengkapan rumah tangga: naik 0,95%
- Kesehatan: naik 1,80%
- Transportasi: naik 0,83%
- Rekreasi, olahraga, dan budaya: naik 1,17%
- Pendidikan: naik 1,89%
- Restoran dan penyedia makanan/minuman: naik 2,26%
- Perawatan pribadi dan jasa lainnya: naik signifikan sebesar 8,71%
Sementara itu, dua kelompok pengeluaran mencatat penurunan indeks:
- Perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga: turun 4,68%
- Informasi, komunikasi, dan jasa keuangan: turun 0,24%
Dari hasil survei di 150 kabupaten/kota, BPS mencatat inflasi tahunan sebesar 1,03 persen, dengan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,13 pada Maret 2024 menjadi 107,22 pada Maret 2025. Inflasi bulanan tetap pada angka 1,65 persen, sedangkan inflasi tahun kalender berada di level 0,39 persen. (D/S)