Pertanian Jawa Barat Tertekan: Kesenjangan Ekonomi dan Pinjaman Online Ancam Kesejahteraan Petani
Solusi Berita – Karawang, 2 September 2024 – Pertanian, sebagai tulang punggung kesejahteraan dan sumber kehidupan rakyat, kini menghadapi berbagai tantangan serius yang mengancam keberlanjutannya. Meski kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mencapai Rp600 triliun, kondisi petani di lapangan menunjukkan ketimpangan yang mencolok.
Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat, Herman Suryatman, menyampaikan keprihatinannya mengenai nasib pertanian di provinsi ini. Tantangan utama yang dihadapi petani meliputi tingginya biaya pupuk, alih fungsi lahan, dan kesenjangan ekonomi yang semakin melebar antara petani dan buruh tani dengan masyarakat di luar sektor pertanian.
“Keadaan ini semakin diperparah dengan jerat pinjaman online (pinjol) yang memberatkan beban hidup petani. Pinjol dengan bunga tinggi, yang saat ini mencapai angka fantastis Rp16,5 triliun di Jawa Barat, menjadikannya sebagai solusi jangka pendek yang menjerat banyak petani dan buruh tani dalam lingkaran utang,” ungkap Herman Suryatman.
Masalah ini juga memicu sikap skeptis dari generasi milenial terhadap profesi pertanian, yang dianggap tidak menjanjikan dan dipandang rendah. Polarisasi cara berpikir ini, menurut Herman, menciptakan hambatan besar bagi keberlanjutan sektor pertanian di masa depan.
Selain itu, alih fungsi lahan untuk perumahan dan usaha seperti ruko-ruko semakin menggerus alur kerja pertanian yang bergantung pada cuaca. Perubahan iklim dan cuaca ekstrem juga memperburuk situasi, mengancam produktivitas padi. Untuk menghadapi tantangan ini, Jawa Barat menargetkan produksi gabah kering giling (GKG) sebesar 11 juta ton tahun ini, lebih tinggi dari target tahun lalu sebesar 9,14 juta ton GKG.
Pemerintah dan lembaga terkait, termasuk Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan, diharapkan dapat menciptakan iklim ekonomi yang lebih sehat dengan kebijakan pinjaman yang lebih mudah diakses oleh petani. Namun, ketidakpastian yang mengelilingi sektor pertanian membuat banyak pemilik tanah memilih menjual lahan mereka kepada developer atau broker, demi keamanan finansial yang lebih terjamin meski mengorbankan masa depan pertanian.
Kondisi ini menggambarkan betapa kompleks dan mendalamnya permasalahan yang dihadapi sektor pertanian, yang memerlukan perhatian dan tindakan segera dari semua pihak untuk memastikan kelangsungan dan kesejahteraan para petani di Jawa Barat.(B/N)